JAMAAH AN NADZIR. Seusai mengikuti "Sosialisasi Pendidikan Pemilih" yang digelar Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Gowa, Sabtu, 1 Maret 2014, juru bicara An Nadzir, Ustadz Lukman, menegaskan bahwa sistem yang berlaku dalam komunitasnya adalah sistem komando. Bila Panglima An Nadzir, Ustadz Rangka, mengatakan "ya", kata Lukman, maka anggota jemaah yang lain akan mengikutinya. (Foto: TEMPO/Iqbal Lubis)
-----------------
Pemilu, Jemaah An Nadzir Tergantung Panglima
Senin, 03 Maret 2014
http://www.tempo.co/read/news/2014/03/03/269558837/Pemilu-Jemaah-An-Nadzir-Tergantung-Panglima
TEMPO.CO, Gowa - Juru bicara An Nadzir, Ustadz Lukman, menegaskan bahwa sistem yang berlaku dalam komunitasnya adalah sistem komando. Bila Panglima An Nadzir, Ustadz Rangka, mengatakan "ya", kata Lukman, maka anggota jemaah yang lain akan mengikutinya.
“An Nadzir satu suara, satu garis komando. Kalau Abah (panggilan akrab Ustadz Rangka) bilang pergi memilih, maka pergi semua. Kalau Abah bilang, jangan memilih, maka tidak ada yang memilih,” ujar Lukman setelah mengikuti "Sosialisasi Pendidikan Pemilih" yang digelar Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Gowa di markas An Nadzir, Desa Mawang, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sabtu, 1 Maret 2014.
Dia mengatakan komunitasnya menyambut positif sosialisasi pemilu yang dilaksanakan KPU Gowa khusus terhadap jemaah An Nadzir. Lukman mengklaim jemaah An Nadzir adalah penduduk yang taat terhadap aturan, bukan warga primitif atau aliran sesat yang banyak dibicarakan orang yang belum memahami An Nadzir.
“Insya Allah, kalau Allah ridai, di pemilu ini An Nadzir terlibat. Maka inilah kali pertama An Nadzir memilih dan menyalurkan hak pilihnya," kata pria yang mengenakan jubah hitam dan berambut gondrong dengan warna pirang khas jemaah An Nadzir ini. "Terhadap siapa nantinya, itu kita lihat nanti.”
Jumlah anggota jemaah An Nadzir, kata Lukma, kurang-lebih 1.000 jiwa dengan potensi pemilih sekitar 80 persen. Sebagian anggotanya baru setahun terakhir ini memiliki KTP Gowa atau terdaftar di kelurahan setempat.
Ketua Divisi Sosialisasi KPU Gowa, Arif Budiman, mengatakan kehadiran para pengurus KPU di markas An Nadzir, selain bertujuan menggelar sosialisasi ihwal pemilu, juga ingin memastikan ratusan anggota jemaan An Nadzir telah terdaftar sebagai calon pemilih.
“Ada sangkaan kami, jangan sampai saudara-saudara kita di An Nadzir tidak terdaftar, dan memang terbukti masih banyak yang belum didaftar,” kata Arif.
Materi sosialisasi yang dijelaskan oleh KPU di antaranya, pemberian pemahaman ihwal bagaimana menjadi pemilih yang cerdas dengan menilai rekam jejak calon wakil rakyat yang akan dipilih serta cara mencoblos dengan benar. “Kami mau maksimalkan, mudah-mudahan ke depan seluruhnya bisa ikut memilih. Kami menargetkan partisipasi pemilih di Gowa mencapai 80 persen,” ucap Arif.
Saat sosialisasi berlangsung di pendopo An Nadzir, beberapa anggota jemaah melontarkan kritik terhadap KPU. Misalnya, kritik dari Iskandar, salah satu anggota An Nadzir, bahwa KPU ataupun Panwaslu tidak netral dan berpihak kepada calon-calon peserta pemilu tertentu.
AKBAR HADI
No comments:
Post a Comment